Donggala untuk Identifikasi Zona Aman

Donggala untuk Identifikasi Zona Aman
Donggala untuk Identifikasi Zona Aman. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pemetaan daerah rendaman tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pasca gempa dan tsunami, Jumat (28/9/2018).

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Pemetaan tersebut nantinya membagi wilayah Palu dan Donggala dalam sejumlah zona meliputi zona aman dan zona tidak aman.

“Pemetaan ini sangat berguna bagi pemerintah daerah sebagai dasar pertimbangan rencana pembangunan tata ruang di wilayah pesisir, termasuk rencana evakuasi jika terjadi tsunami di wilayah tersebut,” ujar Sadly.

Sadly menginformasikan bahwa BMKG telah menerjunkan tim seusai gempa untuk melakukan survei pascagempa dan sosialisasi di wilayah terdampak bencana.

Survei yang dilakukan terdiri dari survei makroseismik, mikroseismik, mikrozonasi, dan pascatsunami.

Sadly menuturkan bahwa begitu terjadi gempa, BMKG langsung mengirim tim survei menuju Palu dan Donggala.

Dirinya mengungkapkan bahwa medan yang sulit dilalui dan minimnya pasokan listrik menjadi kendala utama tim survei BMKG.

Survei makroseismik adalah pemantauan kerusakan di lapangan setelah gempa untuk memvalidasi tingkat guncangan gempa di wilayah terdampak.

Sedangkan survei mikroseismik adalah pemantauan gempa susulan setelah gempa utama untuk memantau perkembangan gempa-gempa susulan dengan memasang sensor gempa di beberapa lokasi.

“Hasil pemantauan gempa susulan ini dijadikan pertimbangan pemerintah daerah dalam menentukan keputusan kapan masyarakat dapat kembali lagi ke rumah mereka,” tutur Sadly.

Selain itu, survei juga dilakukan untuk menangkal maraknya beredar kabar hoaks seusai bencana gempa di Palu dan Donggala.

Deputi Bidang Geofisika BMKG menambahkan survei mikrozonasi adalah tinjauan daerah rawan gempa yang dibagi dalam luas tertentu sebagai pedoman pemanfaatan lahan untuk mengetahui zona aman untuk pembangunan serta hunian.

Sementara survei pascatsunami adalah peninjauan jejak-jejak gelombang tsunami dimulai dari pesisir hingga daratan.

Menurut Sadly survei tersebut sangat diperlukan untuk memvalidasi hasil pemodelan tsunami yang telah dilakukan BMKG pada saat mengeluarkan peringatan dini tsunami.

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah total gempa susulan yang terjadi pasca gempa 7,4 SR yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Dari akun Twitter resmi @BNPB_Indonesia, hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat ada sebanyak 254 gempa susulan yang terjadi.

Dalam postingannya, BNPB mengunggah diagram frekuensi gempa bumi susulan yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Comments

Popular posts from this blog

Ini Jadwal Pertandingannya, Ini Jadwal Pertandingannya

Wilayah Sigi Belum Terjangkau oleh Bantuan

Luis Milla: Masa Depan Cerah Buat Sepakbola Indonesia